Posted by on Tuesday, 22 March 2016
Selamat malam dan salam sejahtera
Demo besar besaran dari supir taksi berlangsung dibeberapa lokasi vital di Jakarta, seperti Depan istana negara, keminfo, monas dll.
Para supir taksi “konvensional” ini memprotes keberadaan transportasi online yang sedang naik daun dimata masyarakat. Demo supir ini ternyata mendapat sorotan yang luar biasa dari media bahkan beberapa media asing, seperti Media inggris dan media Australia turut dalam memberitakan demo tersebut.
Pemberitaan demo supir taksi yang terus disorot oleh media bahkan sampai dibahas dalam berbagai acara live dibeberapa tv swasta. Berbeda dengan demo guru honorer yang menuntut janji KEMENPAN RB untuk mengangkat honorer menjadi PNS yang sempat terjadi beberapa hari ke belakang dengan jumlah pendemo yang lebih banyak dari demo supir taksi dan dilakukan selama 3 hari berturut turut ternyata luput/kurang dari pemberitaan media Mainstream untuk disampaikan ke khalayak.
Sungguh disayangkan guru yang tupoksinya mencerdaskan anak bangsa ternyata kurang diperhatikan oleh penguasa, bahkan legislativ yang diharapkan bisa menjadi penolong ternyata lebih banyak manuver politik dan bertele tele terkait nasib guru honorer.
Berbanding terbalik dengan demo supir taksi yang begitu ramai disiarkan secara live, berulang ulang, seakan menjadi sebuah komoditi berita yang memang sengaja untuk dibuat lebih panas dan dibuat sebagai pengalih isu.
Bedanya perlakuan oleh media dalam meliput kejadian demo guru ini aneh dan terkesan disengaja untuk menutupi ketidakmampuan pemerintah dalam merealisasikan janji mereka untuk mengangkat guru honorer jadi PNS dibandingkan demo supir taksi yang terkesan bombastis. Perlakuan kurangnya liputan terhadap demo guru ini diduga ada skenario untuk menutup kran informasi ke khalayak jika isi berita terkait guru ini dikhawatirkan mengganggu kinerja pemerintahan karena rentan dan bermuatan politis.